Aku suka malam.
Tepat pukul dua pagi, saat aku merasa sepi.
Aku suka terjaga, memastikan mata dan pikiranku tetap tinggal dalam nyata.
Kalau tetiba aku harus lupa tentang apa yang seharusnya kuingat.
Aku takut tertidur.
Khawatir ketika mataku terbuka nanti, aku tak ingat lagi.
Aku tak ingat warna bajumu hari itu, yang tersimpan di lembaran foto hitam putih.
Aku takut lupa alasan kita tertawa.
Kenapa harus menyambut pagi selarut ini?
Malam kan juga indah.
Atau, haruskah memalingkan wajah dari Sang Bulan,
padahal kilaunya pun adalah mentari.
Aku masih ingin malam,
belum siap membuka pagi.
Aku takut melupakan apa yang seharusnya kuingat.
Kamu.
Aneh rasanya menjalani pagi, ketika masih terjebak dalam malam.
Memandang mentari ketika hangatnya bulan yang terasa.
Berjalan dalam terang sambil menutup mata.
Supaya hanya malam sajalah yang terasa.
Aku belum mau pagi.
Biarkan aku menjalani malam dulu,
sampai nanti akhirnya aku siap,
membuka mata dan lupa lagi.
Walau sebenarnya, aku tidak akan pernah lupa.
Kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar