Alkisah, ada dua ekor ikan kecil. Dengan warna berbeda. Tapi sama sama kecil. Dan sama sama ikan. Sama sama hidup di air, dan sama sama bisa berenang.
Dua ekor ikan, berenang dalam akuarium. Akuarium kecil, bersama ikan ikan lain. Berenang bersama mama ikan, papa ikan, adik ikan, kakak ikan, sepupu ikan-nya masing masing.
Dua ikan kecil memang terpisah.
Terpisah dalam dua akuarium kecil identik. Sama besar, sama terang, sama ramai, sama sejuk, tapi berbeda.
Dua ikan kecil hidup di air berbeda. Air tawar dan air asin. Hanya itu.
Entah bagaimana, setiap pagi ketika matahari mulai menyorot dua akuarium kecil, dua ikan kecil selalu ada di tempat yang sama, di pinggir akuarium, tempat dimana mereka bisa berada sedekat mungkin satu sama lain, walau tetap di akuarium masing masing.
Dua ikan kecil menikmati tiap pagi mereka. Pagi mereka. Pagi yang mereka bagi berdua, mungkin mengobrol dengan bahasa ikan kecil, atau sekedar berbagi kisah, dengan tetap sadar akan keadaan mereka. Terpisahkan.
Rasa sayang dan saling memiliki ada pada dua ikan kecil. Rasa cinta, mungkin? Rasa takut kehilangan satu sama lain. Rasa rindu yang membuat mereka terus berada si tempat yang sama tiap pagi.
Jika rasa itu ada, dan nyata, lalu apa yang salah?
Dua ikan kecil terus hidup terpisah. Bahkan hanya untuk berenang bersamapun mereka tidak mampu.
Dua ikan kecil sadar mereka hanya bisa memiliki rasa itu, menjaga dan menikmatinya tetap ada. Hanya itu.
Dua ikan kecil tau mereka ingin selalu dekat satu sama lain, mungkin ingin tetap bersama, ada berdampingan. Tapi, siapa yang harus berkorban?
Dua ikan kecil menyadari ada harga yang harus dibayar untuk itu. Pengorbanan.
Jika cinta adalah pengorbanan, maka dimana hati?
Jika cinta harus berkorban, sanggupkah hati menyaksikan sakit itu?
Pengorbanan cinta yang dilakukan dengan ikhlas, tidakkah sakit yang terlihat?
Air asin dan air tawar.
Sama sama air, namun air yang berbeda.
Dua ikan kecil.
Sama sama ikan, namun nyatanya berbeda.
Ketika saat pengorbanan tiba, ikan kecil air tawar katakan, "bersiap di akuariummu, aku akan lompat"
Namun, sanggupkah ikan kecil air asin menerima derita kasihnya?
Atau, sebaliknya, " aku akan masuk ke air tawar dan beradaptasi" sanggupkah dia lihat itu?
Atau sebaiknya dua ikan kecil tetap bertahan di sana, di tempat yang sama di setiap pagi mereka.
Membagi indahnya dunia mereka bertiga.
Dua ikan kecil, dan dinding akuarium berbeda.
Cerio, ikan kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar