Senin, 05 Maret 2018

Bangun dari Drama

Teruntuk kamu, sebuah nyata diantara segala drama.

Karena aku baru menyadari dua detik setelah kamu datang, kalau tidak hanya drama dan mimpi di awang awang yang ada dalam dunia. Bukan tentang Renjana lagi, sesuatu yang kubuat sendiri, untuk kupuja sendiri. Bukan lagi si Renjana yang katanya bisa memanggil aku dalam diam. Bukan lagi tulisan tentang kesedihan, yang bahkan tak jelas apa alasannya.

Memang terlambat kah, jika baru setelah ribuan hujan yang berulang itu, aku baru menyadari kalau bukan siapa-siapa yang kurindukan. Bukan seseorang yang tersimpan aman di balik kerah bajuku, yang kataku disana dia akan tetap ada.
Tapi aku lupa, kalau tak ada tinta yang abadi, walaupun kerah baju itu masih tetap tertutup rapi.

Pada saatnya, tinta akan pudar, walau tetap ada noda yang ditinggalkan. Tinggal sepandai apa kita membuatnya indah kembali. Kita, aku dan kamu.

Memandang kamu, yang nyata, bukan berati semua jadi indah. Ini realita. Dimana kita harus bersuara untuk didengar, minta untuk diberi, dan berjuang untuk mencapai akhir yang manis.

Kubilang, tiap tulisanku adalah kesedihan. Kubilang juga Renjana akan tetap ada disini.

Di detik ketiga pertemuan kita, aku kembali bernapas dengan angin yang lama. Bukan lagi dalam angan yang tak jelas. Detik yang pada akhirnya membuat aku berbalik, menata kembali hidup dalam kenyataan.

Renjana pun juga telah bahagia, walau ku juga tidak tau dimana dia berada. 

Kamu membuat aku menikmati indahnya melawan ego. Walau di saat yang sama, aku juga sedang diantara hidup dan mati.
Kamu meyakinkan aku untuk berjalan ke tujuan yang benar, walau aku menutup mata sekalipun.
Kamu membuatku merasakan kembali rasanya berjuang untuk mendapat.
Kamu membuka mataku, kalau dunia tak semungil imajinasi.

Aku bukan lari dari Renjana, dan semena-mena menjadikanmu gantinya.
Karena kubaru bangun dari tidur panjang, dua detik setelah sang Pangeran datang.
Kamu pangerannya.

Love,
Cerio.
yang hidup dalam nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar