"Goodbye means I don’t wanna see you anymore. For sure."
Ketika suatu hari kamu duduk diam setelah terbangun dari
mimpi semalam, dengan tatapan mata kosong, tetiba kamu teringat pada suatu
kenangan. Kenangan baik, atau buruk, yang berisi air mata walau dapat membei
dua arti. Kenangan bersama orang yang saat ini masih bersamamu, atau yang sudah
pergi meninggalkanmu. Meningalkan dalam arti yang sebenarnya, pergi ke rumah
yang lebih baik, atau pergi ke orang yang lebih baik.
Ada satu mesin waktu yang nyata di dunia ini. Nyata, namun
belum sesempurna yang kuinginkan. Ada suatu mesin waktu yang dapat membawaku
melihat masa lalu, namun belum sampai mencapai masa depan. Mesin yang dapat
membawa kembali orang yang pergi, bahkan menghidupkan kembali orang mati, namun
aku masih tidak dapat menyentuhnya. Mesin hebat yang dapat mengembalikan aku ke
masa lalu, tanpa bisa mengubahnya. Mesin waktuku adalah hujan.
Kalau orang bilang, di dunia ini tidak ada yang kekal, hanya
Tuhan saja. Tapi bagiku, ada suatu yang setia. Sesuatu yang dapat kau lihat,
kau sentuh, dengar, rasakan. Namun nyata, bukan sekedar khayalan negeri
dongeng. Hanya satu yang selalu sama, walau ke belahan dunia manapun kau pergi,
sekalipun terang dan gelap berganti, dia tetap dia. Dia adalah satu yang setia,
bertahan mengarungi jaman. Bagiku, dia adalah hujan.
Hujan berputar di siklus yang sama setiap waktu, turun,
naik, turun lagi, tanpa kita tau dari mana mulanya.
Sepertinya, hujan memang selalu membawa kenangan. Kenangan,
seperti apa yang pernah ia lihat di kehidupan sebelumnya. Merekam, lalu memutarnya kembali nanti di
pikiran orang yang tepat.
Sadarkah kamu kalau hujan masih mencurahkan air yang sama
seperti air yang dicurahkannya saat kau baru lahir? Itu juga air yang sama
seperti air yang tercurah kala kau tertawa bahagia menjalani sekolah pertamamu. Air yang sama yang turun
mengiringi tangis bahagiamu atas kejutan ulang tahunmu yang ke-17. Bahkan air
yang sama yang nantinya akan mengiringi tangis duka orang yang kehilanganmu. Air
yang tak pernah kau tahu berapa usiannya, namun juga tak dapat kau tebak berapa
banyak kenangan yang disimpannya.
Kenangan yang dikembalikan hujan hari ini adalah tentang dia.
Tentang seseorang, yang bersamanya telah kulalui ratusan, ribuan, bahkan tak
terhitung hujan. Sekejap aku kembali ke masa lalu, dimana aku dapat melihatnya
dengan jelas, namun tetap tak dapat kusentuh lagi. Kudekati pun tidak. Tapi paling
tidak, semuanya masih tersimpan sama seperti terakhir ditingalkan.
Ini bukan rindu,
hujan yang memutarkan kenangan itu untukku,. Tapi akankah hujan putarkan yang
sama juga untuknya?
Hujan terakhir kami, adalah hujan perpisahan. Hujan yang menonton
amarahku, air mataku, menghalangiku mengatakan kata ajaib itu, “Selamat Tinggal”.
Walau akhirnya dia gagal.
Yaaa.. paling tidak kau sudah melakukan yang terbaik, hujan.
"Do you have something that always brought the memories, either bad or good ones? For me it will always be rain."